Perlahan tapi pasti era
teknologi digital mulai merambah ke semua bidang, hal tersebut tidak bisa di
pungkiri lagi. Kita saat ini sebagai bagian dari perubahan era tersebut
secara langsung atau tidak langsung “Apakah siap ?”. dikatakan oleh Deputy Chairman of Broad, Rotating CEO, Huawei Guo
Ping dalam acara 2017 Huawei Asia Pacific Innovation Day, di Kuala Lumpur Malaysia, Kamis
(9/11/2017) mengatakan, ketika sebuah negara bergerak secara digital maka
mengalami evolusi. Dia membagi transformasi digital ke
dalam empat lapisan. Lapisan yang pertama adalah tersedianya infrastruktur ICT,
hal tersebut merupakan fondasi ekonomi digital. Yang kedua adalah keamanan. "Dunia keamanan diperlukan untuk
pengembangan," baik untuk fisik dan digital. Ia melanjutkan, untuk lapisan ketiga adalah
mengembangkan lingkungan yang mampu mendukung industri ke arah digital. Hal ini
dapat terjadi dengan cara membangun fondasi perlindungan privasi yang kokoh.
Sedangkan lapisan keempat adalah berbagi informasi yang lebih luas.
Implementasinya
di Smart City sangat luas. Lampu jalan yang dapat diprogram hidup, mati,
intensitas, dan kondisinya; meter pada instalasi air bersih, gas, dan listrik
yang dapat berkomunikasi dua arah mengirimkan status dan mengontrol pemakaian.
Kemudian, Smart
Grid yang meningkatkan efisiensi energi dan keandalan; lampu lalu lintas
yang secara adaptif menyesuaikan kondisi kemacetan, truk sampah yang termonitor
posisi dan isinya, informasi dini terhadap cuaca, kecelakaan, dan bencana,
transparansi informasi dari dan ke masyarakat, dan masih banyak lagi seluas
imajinasi pengelola kota. Saat ini, berkembang dan berkompetisi
bermacam-macam standar dengan model bisnis yang berbeda. Sigfox dan LoRa
misalnya, mengembangkan teknologi tertutup namun teruji efisien dan meraih
pasar di Eropa dan Amerika. NB–IoT adalah standar LPWAN dari aliansi industri
seluler dan IEEE 802.15.4 merupakan standar internasional yang lebih terbuka. Wakil
Perdana Menteri Malaysia dan Menteri Dalam Negeri, YB Dato' Seri Dr. Ahmad
Zahid bin Hamidi, juga menyampaikan keynote speech pada acara
tersebut. Dia mengungkapkan optimismenya tentang masa depan transformasi
digital di kawasan Asia Pasifik. Dia mendorong semua negara APAC untuk
berkomunikasi lebih banyak dan bekerja lebih erat untuk mendorong yang positif
dan berkelanjutan hasil ekonomi.
Di Indonesia dalam acara lain Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ketika membuka acara
Kick Off Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) di Istana Wapres, 4 Mei 2017 lalu, mengatakan,
"Kota dikatakan cerdas tidak dilihat dari alatnya, namun hasilnya sebagai
fungsi kepemimpinan dalam memecahkan masalah kota," kata JK, panggilan
akrabnya. Sementara, menurut ITB
sebagai inisiator RKCI, konteks kota cerdas
adalah, "kota yang mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki secara efektif
dan efisien untuk menciptakan kota yang aman, nyaman, dan berkelanjutan melalui
dukungan teknologi, SDM, dan tata kelola yang baik." Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga sempat mengemukakan, kota
cerdas haruslah memenuhi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu seperti sanitasi,
air bersih, energi, dan komunikasi.
IoT menurut
sebagian orang bukan hal yang mendesak, jika dikaitkan dengan sebuah kebutuhan
jawabanya tentu “memang belum mendesak”. Namun lebih dari itu, iot adalah hasil
pergerakan inovasi teknologi yang bertujuan untuk memberikan akses dan manfaat
lebih
dari sebuah
teknologi untuk dapat memanage dan mengontrol batasan kita terhadap ruang dan
waktu dalam melakukan kontroling system perangkat pendukng rutinitas keseharian
manusia, contohnya adalah security system dalam rumah kita ataupun saving
energy system yang ada di dalam rumah kita, intinya sih memang pada solving
problem manusia dalam keseharian, sebenarnya iot bisa dipergunakan untuk skala
atau ring masalah yang lebih luas, misalkan di bidang perhubungan dan
transportasi atau yang lain. Diprediksi, akan ada 20-30 miliar
perangkat IoT (selain smartphone, tablet, dan komputer) yang terpasang di
tahun 2020. Dengan demikian perangkat tersebut menjadi bagian dari kita.
Kedepan akan
banyak teknologi-teknologi IoT yang akan terus berkembang, tentunya akan ada
masalah-maslah baru dari sebuah hal baru, tetapi tentunya itu buakanlah hal
yang mendasar, saat ini Indonesia dengan populasi penduduknya yang luar biasa
dan dengan latar belakang yang berdeda-beda dapatkah menerima perubahan ini ?
0 komentar: