Monday 18 December 2017

Teknologi kecerdasan buatan mulai digunakan belanja fesyen

Di lansir dari merdeka.com (18/12/2017). Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (A.I) dan machine learning kian akrab dengan dunia eCommerce. Tak terkecuali untuk produk fesyen.

Menurut CEO Yuna & Co Winzendy Tedja, adopsi AI dan machine learning membantu pembeli mengambil keputusan yang lebih cepat, terutama bagi produk fesyen.

"Sementara di sisi penjual, juga membantu mereka dalam menawarkan aktifitas promosi yang tepat,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (16/12).
Yuna adalah aplikasi fashion matchmaking pertama di Indonesia menggunakan Artificial Intelligent (A.I) dan machine learning. 

Melalui chatbot, Yuna mempelajari gaya fashion, preferensi pengguna dan memadankannya dengan item-item yang ditawarkan oleh merek-merek fashion.
Berbasis chat message, mulai proses awal pendaftaran, pemilihan gaya yang sesuai, hingga memandu ke brand yang sesuai, chatbot Yuna cukup aktif tampil di aplikasi, membantu pengguna layaknya asisten pribadi yang sesungguhnya.

Pria yang akrab disapa Zendy itu menciptakan Yuna bersama Antonius Murdhani (CXO) dan Roy Prawira (CTO) pada Oktober 2016, Ketiganya percaya untuk mendorong diri mereka dengan inovasi teknologi, pengalaman pengguna (user experience) dan model bisnis, membawa pemikiran baru untuk menjembatani kesenjangan yang ada dalam kategori menggunakan kreativitas.

Bersamaan dengan diperkenalkannya Yuna versi iOS bulan Mei 2017 lalu, aplikasi ini mendapat sponsor dari Garena untuk membuka booth di Tech in Asia Singapura. Bulan Juli 2017 versi android tersedia untuk diunduh dan Yuna bergabung di project Alpha dalam pameran RISE conference Hongkong.

Yuna diberi kesempatan untuk berkompetisi diantara 15 start up teratas di kompetisi G-Startup. Pada Bulan November 2017 Yuna phase kedua peluncuruan yuna dimana memberikan wanita untuk dapat memiliki perjalanan yang komplit dari tahap pencarian sampai pembelian.

“Yuna dibuat untuk membuat dunia fashion inklusif bagi semua orang. Kami percaya bahwa fashion itu seharusnya menyenangkan, mudah dan bebas bagi tiap orang untuk berimajinasi, berekplorasi dan bereksperimen tiap saat. Visi kami agar Yuna membantu memeberdayakan para wanita melalui fashion,” katanya.

Yuna mempermudah wanita menavigasi dunia fashion, mencari inspirasi, mencontoh gaya selebriti idaman, memadu padan ala gaya kita sendiri, berinteraksi dengan para influencer fashion sampai dengan dapat mengekspresikan kehandalan naluri fashion kita sendiri.

Semua itu kini semudah mencapai ujung jari karena mesin pintar Yuna mengkurasikan apa yang diinginkan wanita dengan merek-merek fashion yang tepat dan cermat.

Saat ini telah bergabung 32 merek, lebihdari 500.000 SKU’s memungkinkan jutaan mix and match yang cocok. Ditargetkan pada kuartal kedua 2018 mendatang, Yuna bisa mendapatkan sekitar 100 brand lokal dan asing yang terdaftar.

“Di era hiper personalisasi, Yuna tampil sesuai dengan konten yang tepat dalam mencocokkan preferensi gaya pengguna. Semakin sering pengguna berinteraksi dengan platform, AI yang lebih pintar dan lebih intuitif akan menjadi dan semakin akurat dalam mejodohkan," pungkasnya.


SHARE THIS

Author:

Sangat tertarik mengikuti perkembangan info tentang teknologi dan sistem informasi, yang pastinya aku adalah blogger paling usil.

0 komentar: